Lagi Cerita Panas

CERITA PANAS TERBARU 2012

Thursday, May 13, 2010

Cerita masa 17Tahun dan Kekasihku

Baca cerita 17tahun terus ke mobile...Saat aku pertama kuliah di sinilah aku mengenal sex namun sebelum aku cerita perkenalkan aku dulu, namaku yulias kini usiaku 35 tahun, tubuhku dan wajah aku biasa - biasa tapi aku punya kelibihan yang baru aku sadari kemudian, aku punya libido tinggi dan alatku lumayan besar(kepalanya) walau ngga begitu panjang yaah paling 16 cm aku ngga pernah ngukur, dan kata orang aku punya daya tarik karena supel dan mudah akrab.
Aku mulai cerita sex pertama yang aku alami :




KASIH
Saat aku kuliah di PT terkenal di kota Yk Umurku saat itu 17tahun , karena di desa aku  tidak banyak yang bisa kuliah di YK jadi aku banyak di kagumi, di desa aku naksir temen cewe saat itu dia masih SMP kelas 3 Asih namanya  yang jarak rumahnya dengan aku kira-kira 400 meteran , aku tertarik karena tubuhnya tinggi, kuning dan cantik ( untuk ukuranku ), dan bulu tangan dan kainya sangat terlihat dan enak dilihat ( dan pernah aku membaca buku jika peempuan tubuh nya/tangan dan kali banyak bulu lembutnya  memiliki libido sex yang tinggi ...entah benar / salah aku belum tahu saat itu ) saat aku mengatakan suka dan ingin berpacaran pertamanya dia menolak ( ingin berteman aja kata dia waktu itu )yah...tapi aku terus kejar hingga kami jadian. Hubungan kami jelas di larang Ortu kami karena banyak alasan sehingga aku backstreet, saat alu mulai  kuliah  tiap 1 minggu sekali aku pulang.dan malamnya aku gunakan untuk bertemu itupun tidak di rumah biasanya di kebun  ata di tempat yang tidak dilihat orang...apalagi ortu kami, saat pertama biasa saja ...ya hanya cerita ...paling banter remas-remasan tangan , tepi sejak bulan ke 3 aku mulai berani mencium walau awalnya dia menolak tapi aku nekat aja dan seterusnya dia ngga nolak,aku ingat waktu itu hari sabtu menginjak hubungan kami 5 bulan , aku janjian bertemu tempat biasa jam 7 malam, saat bertemu biasa basa-basi tapi karena aku kangen aku mulai meremas tangannya terus ku belai wajahnya ia memandangku...dengan pelan aku memberanikan mencium bibirnya  dan dia diam saja ...terus aku cium dan pagut terus bibirnya dan kulumat lidahnya dengan penuh kerinduan ( saat itu aku selalu bawa koran untuk alas ) dengan pelan pelan aku tidurkan dan mulai dia kujumbu...tanganku mulai meremas buah dadanya dan dia mencoba menepis tapi aku terus meremasnya“ooh...masss jangan....mass....mass” erangnya

aku semakin berani dan aku mulai masuk ke dalam BHnya...dan tangan yang satu mulai melepas kancing bajunya tanpa berhenti aku mengulum bibirnya..aku tahu dia mulai terangsang hebat demikian juga aku...gigitan nyamuk tak aku pedulikan....dan aku berhasil meremas buah dadanya ...pentilnya aku puter aku remas dan dia  hanya mengeluh...uuhhh mass.....mass...erangnya…dan ini membuat aku makin berani dengan pelan dan hati hati aku lepas bHnya….dan aku merasa dia  ngga merasa..bahwa aku melepas kancing baju satu persatu sambil tak berhenti  aku mencium susunya ……pentilnya aku jilat...ku sedot…dengan pebuh gairah…dan asih mulai terangsang sangat hebatnya…mungkin ini baru pertama kali dia merasakn dan di cumbu laki-laki….” mass....aoooch...udah mass...erangan keluar dari bibirnya “aku ngga peduli aku makin bersemangat mencium susunya dan tanganku yang lain mulai menggerayangi pahanya dan berhasil aku menyentuh alat vitalya...sekejap dia menepiskan tapi aku nekat...dan terus berusaha membelai dan mengusap tanpa henti….dan dia menggumam lirih karena nafasnya tersengal kemudian aku mulai berani lagi meremas dan masuk dalam celana dan ternyata dia sudah basah......
.”mas...ngapain mas lakukan ini...?”gumamnya.....
aku jawab “ aku mencintaimu sih....”dan sambil tanpa henti menghisap susunya…meremas remas vaginanya…ku gosokkan tangan ku di vagina yang di tubuhi rambut tipis…..aku merasa dia mulai pasrah...gelisah…dan melenguh …pelan…..dan kurasakn dengus nafasnya memburu dan akupun juga….dan aku mulai membuka dan menarik CDnya….tanganya…manahanku…:
“nggak apa-apa sayang…..??”ucapku … sambil tanpa henti kucium dan kulumat bibirnya serta tangan  yang satu meremas susu  yang satunya….., akupun dengan cepat membuka dan melepas seluruh celana yang aku pakai…..dan mengacunglah senjataku…dengan gagahnya, .kemudian aku tarik tangannya untuk memegang alat yang sudah tegang,  sesaat dia kaget dan terpana memegang punyaku.
.”.mass....kamu….....?”langsung aku tutup bibirnya dengan bubirku...aku mulai di hinggapi birahi yang laur biasa dan tak terbentung, aku bergerak pelan …kuciumi putng susunya bergantian dan. Merambat terus ke bawah…dia makin ngga karuan….itu bisa aku rasakan dari gerakan dan lenguhannya…desah..nafanya yang memburu…..pelan aku mulai merambat...turn kuciummi sampai pada vaginanya walau ngga begitu kelihatan krn malam..aku ngga peduli karena aku  tahu dia juga sudah nggak bias berbuat /bergerak bahkan menolak….tangannya mulai kuarahkan untuk mengelus barangku   yang tegak perkasa…..dan aku tahu inilah pengalaman pertama dia memegang alt vital laki-laki….,aku ..mulai ciumi …..jilati rambul dan bibir vaginanya…kemudian kusapu vaginanya dengan lidahku…walau ini juga pertama aku lakukan …aku ngga peduli baunya….ngga peduli…rasa asin…saat cairan mulai banyak keluar…dan sedot klitoprisnya ...kusapu dengan,lidahnku  lagi  terus menerus sambil kuremas susanya  dan  dia hanya mendesis  mengguman…..dan tangannya ngga lepas dari penisku, aku dengar denusannya….”mass....janggan...oohhhh...mas..jangan….udah…mass…..ooooohhh…masssss yuli…..?”kemudian sesaat aku hentikan dan pandangi wajahnya dan dia memandangku sambil berakata “ mas yuli sayang sama asih…kan?.....nggak akan ningalin asih kan….?”..aku senyum dan mencium bibirnya…” Asih aku sayang sama kamu…. Aku ngga akan ninggalin kamu…” setalah itu asih senyum …terus aku lanjutin kerjaku sambil memegang tangannya untuk mengelus – elus…sanjataku “ dan ngga peduli walau hanya di kebun…beralasakan Koran..aku sudah nafsu sekali…., sesaat aku pandangi lagi wajah asih..ternyata matanya terpejam menikmati jilatan dan ciuman ku di vaginanya.”.dan aku memberanikan diri..1/2 berdiri..dan mengarahkan penisku di depan mulutnya….” Mass…..mau ngapain” bisiknya“ pegang sayang…elus-elusin dong” pintaku ” terus cium doong...asih sayng banget ngga sama mas..rayuku ””Mas.........aku juga sayang sama mas.....asih minta....... mas ngga....... ninggalin  asihya..........pintayanya pelan”, ” ngga sayang...”jawabku sambil kudorong penisku di bibirnya,”cium sayang.....terus ...terus sayang””masukin ke mulut kamu sayang.....uuuhhhh..aku mengerang dasyat saat penisku kulumnya., dan aku mulai mengerakka maju mundur penisku dalam mulutnya..setelah aku puas aku lepas penisku..dari mulutnya dan aku mulai  merangkak dan ku ciumi lagi vaginnya......”oooh...ooooochhhh...masssss”dia kelonjotan , kemudian aku berhenti dan mulai membuka pahanya....sambil ku elus vaginnya.terus aku mulai memegang penis ku dan aku dekatkan di vaginanya...pelan..pelan...dan asih terperanjat..kaget...saat aku sedikit mulai menusuk sedikit ke dalam vaginanya ”mas...oohhhh....jangan...mass......mass...” sambil menahan dengan tangan , tapi aku pegang tangannya pelan dan kutarik tangannya  dan kuletakkan di pahaku...”mau ngapain....mas .....jangan mass.....aku takut....asih takut..mass...?.”rintihnya pelan.“ Sayang aku ingin nunjukin bahwa aku mencintaimu..kataku…aku saying sama kamu....aku mau serius sama kamu sayang...aku meracau ...asal karena nafsuku udah di ubun-ubun.( aku ngga negrti ngapain aku ngomong gitu )tapi ambil aku raba terus vaginanya dengan  alatku yang sudah tagang luar biasa....”tapi...mass...aku takut....ooh...mass.... jangaaaan””sayang aku mencintaimu”kataku lagi dan dia mulai tiak menolak karena tanganku terus memilin ...meremas susunya,  dan tangan yang satu memegang penisku mengusap usap vaginanya dengan pelan...dan aku merasa vaginya keluar cairan terus menerus...dan sangat basah.....kemudian aku mulai usapkan kepala penisku ke ujung vaginanya sedikit agak masuk....dan aku liat kepalanya menggeleng sambil terpejam...dan mendesis.”ooohhhh...mass ...geli...mas......geli banget...masssss?””udah...mas...geli banget...aku ngga kuat..mass.....mass...ooh..mas ( asih merintih terus menerus ) ...dan aku mulai membuka bibir vaginya pelan dengan tangan kiri dan tangan kana  memegang penisku dan sispa aku hujamkan ke liat vaginanya....aku  mulai lagi mengusap penisku ke ujung vaginanya...sambil sedikit aku dorong masuk.aku mulai mendorong...pelan..pelan dia merintih”...mas..oohh..mass...””tahan .......sayang ngga .....apa apa kok” kataku meracau akupun  udah tahan..pelan aku dorong ...agak sempit dan susah masuknya.....kembali aku rasakan cairan membasahi vagina asih dan ini sedikit membuka jalan sedikit mulus.... aku mengeluh..”oohhhh sayang”  sambil aku cium bibirnya...diapun mengeluh...”mass....masss”, dan aku mersa cairannya makin banyak keluar......Aku dorong lagi hampir 1/3 nya tapi mentok...tertahan sesuatu...dan dia merintih  ”mass...saakiiit...mass....aduhh..pelan mass....”, ” maaf .....sayang” hiburku aku dorong lagi pelan...sedikit masuk dan  asih merintih lagi ” mass....sakiit.....mass.....ooohhhhh...mass ”mendengar itu beirahiku melonjak ...dan aku  kini siap mndorongnya..”.tahaaannn sayannng...sakitnya hanya sebentar saj...sayang..tahan sayang....ooohhh....sayanag.....”aku mulai tekan labih dalam.”  masssss.....aduh...sakitt..mass...” dan aku terus menekannyadan preeetttt....bless ......masuklah 3/5 penisku masuk.dan menjebol selaput perwannnya ” aduh....mass...sakiiiit........masss sakiittt........”, ” tahahn...sayang......” aku cium bibirnya dan kulumat bibirnya , sambil aku tahan gerakannku dan aku  berbisik ”sayang...aku..mencin.....” ngga sampai selesai aku doronglagi ...di merintih”massss...........oochhhhh....mass”, dan blesss. masuk semua penisku kelobang vaginanya...aku mersakan kenikmatan yang luar biasa....aku diam sesaat....kemudian pelan aku tarik dia merintih lagi.....2 kali...aku tarik ..dorong...3 x dan pelan pelan...makin cpat..akhirnya dia merasa-enakan.”mass...ooh...masss ”sambil menggigit pundakku...sesaat aku sedikit tegak  dan coba kutarik semua penisku keluar dan samar-samar kulihat penisku bercampur lendir dan darah keperawanan...kemudian aku masukkan lagi....pelan tarik lagi..terus berulang sampai 15 menit kami berpacu dengan nafsu dan kenikmatan ....dan akau mulai merasa dihimpit dan di cengkeram olehnya...aku kocok terus dengann ..hebat...akhirnya dia berteriak lirih.”.maassss....aku....oopchhhh...masss ....”dan dia mengejan dan vaginanya menjepit penisku luat biasanya nikmatnya...kemudian cairan keluar dari vaginaya banyak sekali aku tahu dia mencapai orgasme untuk ke sekian kaliNamn aku belum keluar , aku coba menyuruhnya mengngkat pahanya tinggi ttinggi  dan penis aku mulai masukkan lagiii. dan dia merintih..”masss....oohh....mass....”aku mulai ngga peduli karena ku belum  keluar aku genjot dia dengan cepat dan dia makin merintih...terus.” ..ohhh...mass...mass....”” sayang ...oohhh...nikmat sayang......oochhh”  erang, karena begitu sempitnya vagina asih .aku mulai merasakn ada sesuatu yang mau keluar dari penisku....aku makin bersemangat...akhirnya...aku berteriak lirih..”.asiihhhhh...sayanga......ooohhhc nikmattttttttt?”, aku semprotkan maniku dalam rahinya...crooot...crooot....crooot ....ochhhh....croooot ... dan diapun ....mengerang juga ”.mass....mass.....oohhhh..masss ”keluar lagi cairan orgasme ke sekian kalinya  dan aku merintih kenikmatan”.......oohhh...sayang.....asiiihhhh.....nikmat ...banget sayang...”lenguhku..”.nikmat seklai sayang...”aku mencium kening dan bibirnya...dia hanya senyum dan ku lihat sedikit air mata di pipinya....Setelah selasai dia merapikan BH dan bajunya serta CD nya akupun juga ....dan saat kulihat jam ternyata aku sudah menyetubuhi selama 45 menit...aku puas...dan aku liat kepuasan di wajahnya...walau sedkiit ada cemas....cepat aku peluk dia aku cium bibirnya dan ku belai rambut dan wajahnya sambil  aku bertanya ;"asih  sayang  ...kamu mensnya kapan...."5 hari lalu masss....emang kenapa....., mass aku....klo hamil gimana mass....aku takut” cemas dia.." sayang ....kamu kan habis mens dan sekarang kamu tidak dalam massa subur..jadi ngga bakal hamil sayang...hiburku"(dia diam...bingung atau ngga ngerti maksudku...tapi aku coba menjelaskannya seperti buku yang pernah aku baca )..aku cium keningnya..dan dia mulai tenaang....Jam 9 aku antar pulang hanya sampai di depan rumah..dan akupun pulang dengan sejuta kenikmatan...tak lupa aku bawa koran ...dan di  tempat yang terang aku sempat lihat koran itu  ...penuh darah dan cairan..kenikmatan kami berdua.setelah kejadian di kebun itu kami  sering malakukannya di saat aku pulang ga pedulidi massa subur atau tidak, kalau  tak subur aku tummpahkan maniku di dalam rahimya tapi klo dalam massa subur aku pakai kondom, kami ngga pernah bosan dan mencoba berhenti melakukan hubungan sex selama hampir 2 tahun samapai dia lulus dan melanjutkan di SMU.....dia pun mulai ketagihan juga.Dengan  kejadian pertama di kebun itu kami sering melakukan dengan berbagai gaya....dan diapun mulai pintar memberi kenikmatan di saat kami rindu...bahkan akupun pernah mencoba melakukan anal dengannya...dan kami akhirnya sama-sama menikmatinya.Kisah percintaanku ...bertahan 2 tahun...karena dia di kelas 2 di SMA dia harus pindah ke luar jawa ikit Bapaknya Tugas di Medan dan  kami berpisah, dan aku ingat saat melepas perpisahan kami tidak ada tangis  tak ada  derai air mata justru kami isi berdua melepas  dan mereguk kenikmatan, dan dia minta ijin 5 hari untuk perpisahan dengan teman sekelas ( padahal hanya untuk alasan saja  pada orang tua ) agar bisa  pergi ke luar kota , padahal kami pergi ke Pangandaran  selama 5 hari, selama itu  tak terhitung berapa kali melakukan hubungan sex.....menikmati indahnya nafsu dunia, dan setalah pindah kami jarang seklai contak.......Semoga cerita ini sempat..dibaca oleh asih.....yang entah dimana sekarang berada.Di lain waktu aku akan ceritakan pengalaman sexku..dengan banyak wanita ....di tempat aku kuliah...dan di tempat aku kerja sampai sekarang......

Cerita 17tahun ku

Pagi itu cerah sekali. Aku bangun dengan tubuh dan perasaan yang benar-benar fresh. Hari ini hari Sabtu, berarti aku libur dari pekerjaanku sebagai seorang sekretaris direksi sebuah dealer mobil mewah di kawasan S, Jakarta. Hari ini aku rencananya akan menghabiskan weekend di rumah sahabatku, V di kota B. Oh ya, namaku *****, teman-teman biasa memanggilku Celyn, umurku saat ini menginjak kepala 3, tapi aku belum menikah karena masih menikmati hidup tanpa ikatan, tapi bukan berarti aku tidak punya pacar. Pacarku namanya Josh, di kerja di perusahaan trading. Kami sudah menjalin hubungan selama satu setengah tahun.
Kok jadi ngomongin diriku ya? (narsis bgt ya?). Anyway, aku segera bangun untuk bersiap-siap. Aku segera menuju kamar mandi. Seperti biasa, aku langsung melepas piyamaku. Setelah tidak ada sehelai benangpun di tubuhku, akupun mulai menggosok gigi. Sambil menggosok gigi, kuperhatikan tubuhku dicermin yang ada dihadapanku. Tubuhku memang montok, apalagi di bagian pinggul karena aku hampir tidak ada waktu untuk fitness, tapi toh aku tidak perduli, aku bahagia dengan tubuhku ini. Sambil menyikat gigi ku pegang buah dadaku, yang menurutku biasa saja, tapi tidak menurut teman-temanku. Menurut mereka buah dadaku seperti mau tumpah, mungkin karena aku selalu memakai bra yang tidak menutupi semua buah dadaku. Aku terus meraba buah dadaku sambil terus menyikat gigi, rasanya geli…lama-lama aku justru lebih fokus pada remasan tanganku daripada menyikat gigiku. Akhirnya aku tersadar…kuputuskan menghentikan kegiatan menyenangkan diriku itu lalu bergegas bersiap-siap.
Setelah memasukkan barang ke H…. J…ku (nanti dikira dapet sponsor), aku segera melaju ke arah tol menuju B. Sebelum berangkat aku sempat meminta alamat V, dan dia segera mengirim SMS alamat lengkapnya. Bukan sekali ini aku ke kota B, tapi Baru dua minggu yang lalu Vina pindah rumah ke daerah CL, dan aku tidak tahu sama sekali dimana itu. Aku pikir toh nanti bisa tanya sama orang di jalan.
Sesampainya di B, aku mulai mengikuti petunjuk SMS V untuk menuju ke rumahnya, tapi…jalanan di kota B ini sangat membingungkan. Setelah berputar-putar aku memutuskan untuk bertanya. Di depanku aku melihat kerumunan anak SMP yang baru pulang sekolah, aku lalu meminggirkan mobilku untuk bertanya pada salah satu dari antara mereka.
“Permisi dik, mau tanya alamat ini”, sambil kutunjukkan isi SMS dari V.
“Oooh…dari sini lurus terus nanti ada toko CK, tante belok kiri terus belok kanan, nanti belok kanan lagi, terus ambil kiri, terus ada tanjakan belok ke kanan. Naik terus nanti tanya aja lagi sama orang disitu”, dia memberikan penjelasan panjang lebar.
Diberi penjelasan seperti itu aku langsung kebingungan, tanpa pikir panjang aku langsung minta tolong padanya.
“Aduh, tante bingung nih! Kamu bisa anterin aja ga? Nanti tante kasih ongkos pulang” kataku.
Dia seperti kebingungan.
Aku pun berkata, “Tenang ga akan diculik kok”, kataku sambil tersenyum.
Dia makin kelihatan kebingungan.
“Kalo kamu takut, ajak saja temen kamu”, aku meyakinkannya, karena aku sudah pusing mencari alamat V.
Akhirnya dia setuju dengan syarat boleh mengjak temannya dan diberi ongkos pulang.
Dia pun mengajak dua orang temannya. Aku menyuruh salah satu dari mereka untuk duduk di depan sebagai penunjuk jalan, lagipula aku tidak mau dikira sepagai sopir antar jemput anak sekolahan sad.gif
Didalam mobil aku berkenalan dengan mereka. Yang duduk didepan bernama Fariz, sedangkan dua temannya yang duduk dibelakang bernama Dharma dan Aziz. Dari obrolan kami ku ketahui mereka baru kelas 2 SMP.
Selama perjalanan kuperhatikan mereka semua mencuri-curi pandang tubuhku. Saat itu aku mengenakan tank top biru muda dan hot pants. Yang paling kuperhatikan tentu saja Fariz karena dia duduk didepan. Setiap kali kuperhatikan dia langsung membuang muka, karena takut ketahuan olehku. Umur-umur segitu anak cowok memang memiliki fantasi seks yang luar biasa. Fariz terus saja mencuri pandang buah dadaku yang “luber”. Akhirnya kuputuskan kubiarkan saja mereka melihat payudaraku, kupikir sebagai bahan masturasi mereka nanti…
Akhirnya sampai juga kami di rumah V.
Vina langsung menyambutku, tapi dengan tatapan heran.
“Siapa itu Cel?”, tanyanya.
“Oh..mereka guide”, kataku sambil tersenyum pada mereka.
“Masuk dulu yuk!”, ajakku pada mereka. “Ga buru-buru kan?”, tanyaku lagi.
Akupun mengambil tas kecilku. Aku dan Vina masuk mendahului mereka.
Rumah V –menurutku sih villa, bukan rumah- berada didaerah yang elite, sehingga jarak antar tetangga tidak terlalu dekat.
Vina juga hidup sendiri, sama seperti aku. Dia editor sebuah majalah wanita.
Begitu masuk rumah, Vina langsung menunjukkan kamarku, “kamar lo di atas ya Lyn, yang itu tuh”, katanya sambil menunjukkan kamarku.
Kita ngobrol dibawah yuk, katanya kepada ketiga anak itu sambil turun menuju ruang tamu.
Aku pun menuju kamarku, ketika baru teringat bahwa aku lupa membawa tas yang berisi pakaian.
Aku pun memanggil Fariz, “Riz, bisa minta tolong ambilkan tas tante yang hitam di mobil?”.
Fariz tampak terkejut, “Bisa tante”.
“Tau cara bukanya kan?”, tanyaku lagi.
“Tau kok!”, jawabnya.
Akupun memberikan kunci mobilku kepadanya.
Akupun menuju kamarku. Sesampainya di kamar, aku langsung menutup pintu dan menuju kamar mandi, aku sudah tidak tahan menahan pipis sejak di tol tadi.
Ketika aku baru mengeluarkan pipisku, tiba-tiba Fariz masuk.
Akupun terkejut. Sial, aku lupa mengunci pintu kamar dan lupa menutup pintu kamar mandi karena sudah tidak tahan.
Fariz tampak terkejut melihatku sedang duduk di toilet, “Ma..maaf tante, saya lupa mengetuk pintu”. Dia terpaku di depan pintu.
Cepat-cepat kubilang padanya, “Udah cepet masuk tutup pintunya, tar keliatan orang!”.
Masih kebingungan diapun masuk dan menutup pintu, matanya masih terpaku padaku.
“Lihat apa kamu?”, tanyaku menyadarkannya.
“Eh..ngga liat apa-apa tan”, katanya sambil membalikkan badan.
Setelah selesai akupun berkata padanya, “Maaf ya, tante lupa kunci pintu”.
“Ng…ga pa pa tan, saya keluar dulu”, katanya.
Busyet polos amat anak ini, pikirku. Tiba-tiba muncul niat isengku, melihatku pipis saja sudah kebingungan bagaimana kalo melihatku bugil?
“Riz, tante bisa minta tolong lagi ga?”, pertanyaanku menghentikan langkahnya.
“Bi..bisa tan”, rupanya dia masih shock.
“Tolong pijitin tante dong, tante pegel nih nyetir dari J”, tanyaku.
Rupanya permintaanku ini lebih mengagetkannya. Niat isengku semakin menjadi-jadi.
“Nanti tante tambahin deh ongkosnya”, tambahku lagi.
Rupanya kata-kataku yang terakhir ini membuat dia tersadar.
“Bo..boleh deh tan”, katanya.
Aku pun memanggil V untuk meminta lotion untuk membalur tubuhku.
“Mau ngapain lo?”, tanya Vina setengah berbisik kepadaku.
“Mau tau aja”, kataku kepadanya.
Vina yang merupakan petualang seks sejati langsung mengerti maksudku.
“Bisa aja lo cari variasi”, katanya lagi. “Bisa ikutan dong?”, tanyanya.
“Tuh masih ada dua lagi”, kataku sambil menunjuk Dharma dan Aziz.
“Wah cerita baru buat blog gue nih”, katanya bersemangat.
Diapun memberikan lotion kepadaku.
Akupun menutup pintu tanpa kukunci, toh tidak ada siapa-siapa selain kami berlima dirumah ini.
“Nih lotionnya”, kataku sambil menyerahkan lotion kepada Fariz.
Akupun menuju kamar mandi, lalu keluar lagi dengan hanya mengenakan handuk. Aku telah melepaskan semua pakaian dalamku. Perasaan ini mulai membuatku bergairah.
Fariz tampak terkejut melihatku, karena handuk yang kukenakan benar-benar hanya menutupi payudara dan kemaluanku saja.
Aku pun berbaring telungkup di tempat tidur dan menurunkan handukku sehingga hanya menutupi bagian pantatku.
“Ayo..tunggu apa lagi”, kataku kepada Fariz yang tampak tertegun melihat tubuhku yang hampir telanjang.
Diapun duduk disebelahku dan mulai menuang lotion ke atas punggungku. Fariz pun mulai memijitku.
Aku berusaha memulai pembicaraan untuk memecah kesunyian.
“Kamu sekarang kelas 2 SMP ya. Udah punya pacar?”, tanyaku.
“Be..belum tan”, jawabnya gugup.
“Kamu kok grogi gitu? Belum pernah mijit cewek ya?”, tanyaku jahil.
“Be..belum pernah tan”, jawabnya singkat.
“Udah..kamu pijit kaki tante aja, soal pegal”.
Farizpun mulai memijit kakiku.
“Agak keatas sedikit Riz”, kataku sambil mengarahkan tangannya ke pahaku.
Dia tampak semakin gugup.
Pijatan didekat daerah kemaluanku membuatku secara tidak sadar melebarkan pahaku, menurutku Fariz dapat melihat bulu kemaluanku yang tidak terlalu lebat itu.
“Tapi kamu pernah masturbasi kan?”, kataku mulai memancing.
“Mmm….”, dia terdiam.
“Ga mungkinlah seumuran kamu belum pernah masturbasi”, kataku lagi.
“Pernah tan”, jawabnya pelan.
Kamipun terdiam.
“Agak keatas lagi Riz”.
Farizpun memijit dekat pantatku.
“Udah pernah ML?”, kataku makin tak tahan.
“Be..belum tan”.
Wah perjaka batinku. Aku pun menarik handuk yang menutupi pantatku sehingga kini aku benar-benar bugil.
Fariz benar-benar terkejut.
“Sekarang pijitin pantat tante aja, dari tante duduk nyetir terus”.
Farizpun mulai memijit pantatku yang montok bersih itu. Akupun makin lama makin melebarkan kedua pahaku.
“Riz…”.
“Iya tan”.
“Kamu mau pegang ‘itu’ tante?”, tanyaku nakal. “Pegang aja Riz, ga pa pa kok”, pancingku lagi.
Fariz memindahlan tangannya dari pantatku kea rah kemaluanku. Dia mulai memegang bulu kemaluanku. Nafsuku makin tidak tertahan.
“Gerakin tanganmu maju mundur Riz”, kataku mengarahkan.
Arizpun mulai menggerakkan tangannya di atas kemaluanku. Gesekan antara tangannya dan bulu kemaluannya makin membuat vaginaku basah. Akupun sedikit menunggingkan badanku untuk mempermudah tangan Fariz bermain di atas kemaluanku.
“Masukin jari tengah kamu Riz”, pintaku setengah memohon.
Farizpun mulai mengerti jalannya permainan ini. Dia mulai memasukkan jari tengahnya kedalan vaginaku sambil terus menggosok-gosoknya. Sentuhan tangannya sesekali menyentuh klitorisku, dan itu makin membuatku bernafsu.
Suaraku makin lama makin meracau karena keenakan.
“Iya Riz..yang itu. Gosok ‘itu’ tante Riz”.
“Yang mana tante?”, katanya polos.
Akupun tersadar, dia masih terlalu polos.
Lalu aku membalikkan tubuhku, sehingga Fariz kini dapat melihat seluruh rubuhku yang telah bugil dengan leluasa.
“Kamu mau pegang payudara tante?”, tanyaku sambil memgang kedua tangannya dan mengarahkannya ke kedua payudaraku. Aku meremas tangannya sehingga tangannya itu meremas kedua buah dadaku.
Setelah meremas-remas buah dadaku, aku pun menarik kepala Fariz dan mengarahkannya ke dadaku. Diapun mulai menjilati putingku, mataku terpejam akupun makin mendesah tidak karuan.
“Oouuh…aaahh…euuhhh…”, aku mulai liar.
Tanganku tidak tinggal diam. Aku mulai meraba celana Fariz dan memegang kemaluannya yang aku yakin sudah tegang dari tadi. Tanganku menarik retsletingnya dan mengeluarkan kemaluannya. Tidak terlalu besar, hanya sedikit lebih panjang dari genggamanku, mungkin karena ia masih kelas 2 SMP. Tanganku mulai memainkan kejantannya, aku mulai mengocoknya.
Akhirnya aku berhenti. Akupun duduk dan mulai melucuti seragam Fariz. Kulihat badannya yang masih polos itu. Kemaluannya baru sedikit ditubuhi bulu-bulu halus. Aku menyuruhnya terlentang. Akupun mulai melakukan oral kepadanya dalam posisi berlutut.
“Hmmph...mmph…mmphh”, suara mulutku yang sedang mengulum batang kemaluannya sambil tanganku memainkan kedua bolanya.
“Aahhhh…ahhhh…enak tan”, Fariz berteriak keenakan.
Fariz merubah posisinya dari tidur menjadi duduk. Tangannya kini memainkan buah dadaku. Sesekali aku berhanti mengulum batang kejantanannya untuk menikmati remasan tangan Fariz. Tangan kiriku kini beralih memainkan klitorisku. Aku benar-benar menikmati semua ini.
Tiba-tiba Fariz berteriak,
“Aa..aa..aaahhhhh, geli banget tan. Aaahh..aaahh…aaahhh…ma..ma..mau kkkelluuaaarrr”, aku makin mempercepat mulutku dan makin menghisap kuat-kuat batang kejantannya.
Tidak berapa lama…..
“AAAAHHHHHHH…AAAHHHHHH…AAAAHHHHHH”, Fariz mengeluarkan cairan spermanya didalam mulutku. Aku sempat terkejut, karena banyak sekali cairan sperma yang dikeluarkan anak kelas 2 SMP ini. Tapi itu kupikir karena jarang sekali bermasturbasi.
Sperma yang telah dikeluar didalam mulutku ku keluarkan lagi ke atas batang kemaluannya, hanya untuk kuhisap lagi. Fariz terlihat begitu menikmati oral seks ini. Akhirnya kutelan semua sperma Fariz, dan kuhisap lagi kemaluannya untuk membersihakan sisa-sisa spermanya.
“Enak Riz?”, tanyaku puas.
“Enak banget tante. Beda ya sama masturbasi”, jawabnya polos.
Aku hanya tertawa sambil menjawab, “ada yang lebih enak, mau?”.
Akupun mulai mengulum kembali batang kejantanan Fariz yang telah terkulai. Aku sengaja melakukan oral terlebih dahulu kepada Fariz, supaya nanti saat permainan utama dia tidak cepat ‘keluar’. Pelan-pelan aku mulai menjilati kemaluannya. Posisi Fariz kini tiduran kembali dengan kedua kaki diangkat, sehingga kepalaku berada dikedua pahanya. Jilatanku mulai berubah menjadi kuluman. Semakin lama semakin cepat, akupun mulai memperkuat hisapanku pada kepala penisnya. Sesekali paha Fariz menjepit kepalaku menahan rasa geli di penisnya. Ketika penis fariz telah berdiri lagi aku menghentikan oralku.
“Eh..kenapa tante?”, tanyanya heran.
“Gantian dong, masa kamu aja yang enak?!”, kataku.
“Maksudnya?”.
Akupun mulai berbaring dan menarik Fariz ke pelukanku. Akupun mulai menciumnya. Mula-mula dia seperti risih, tetapi permainan lidahku mulai mengajarinya untuk berciuman. Kami terus berpelukan sambil berciuman, sesekali penisnya menyentuh klitorisku dan ini membuatku makin menggila. Puas berciuman aku mengarahkan kepalanya ke bauah dadaku. Kini Fariz telah tahu apa yang harus dilakukan.
Nafsuku makin tak tertahan. Aku mengangkat kepala Fariz, “Riz, jilatin ‘itu’ tante”.
“Yang mana tante?”.
Aku mengambil posisi bersandar pada pinggiran tempat tidur. Kutekuk pahaku dan kubuka lebar-lebar pahaku. Kedua tanganku memegang vaginaku, jari-jariku menyisir bulu kemaluan. Setelah terlihat jelas kemaluanku yang telah basah dari tadi, kutunjukan klitorisku dengan kedua jari telunjuk.
“Yang itu Riz, jilatin ‘itu’ tante”, pintaku setengah memelas.
“Yang ini tante?”, katanya sambil menyentuh klitorisku.
Sontak aku menggelinjang, sentuhan tangan Fariz pada klitorisku membuat tubuhku seperti melayang.
Dia tampaknya menikmati hal ini.
“Yang ini ya?”, tanyanya lagi sambil mulai memainkan klitorisku.
“Aaaahhhh…ii..iiyyaaa…yang itu. Ka..kha..kamu nakal ya”, kataku mulai terengah-engah.
“Aaaahhhh…oouuuhh….uuuhhhhh….jilatin aja Riz”, kataku tak tahan sambil menurunkan kepalanya kekemaluanku.
Fariz mulai menjilati vaginaku, mula-mula meras aneh, mungkin karena aroma khas vagina yang telah basah. Akupun makin melebarkan pahaku, sambil tanganku membuka vaginaku agar tampak klitorisku oleh Fariz.
“Jilatin yang ini Riz”, kataku sambil menunjukkan letak klitoris.
Fariz mulai menjilati klitorisku dengan lidahnya. Akupun memegang kepalanya dan menggerakkan kepala Fariz naik turun di atas klitorisku. Gerakan lidah Fariz yang kasar menari diatas klitorisku membuatku hampir mencapai orgasme.
Cepat-cepat kuangkat kepala Fariz dan kutarik badannya kearahku. Dengan tisak sabar kupegang batang kemaluannya yang telah keras kembali, kuarahkan ke vaginaku.
Cllep…bleessshhh…penisnya langsung masuk kedalam vaginaku yang sudah semakin basah.
“Aaaaahhhh…”, teriakku.
Aku mulai memegang pinggang fariz dan menggerakkannya maju mundur.
Plok..plok..plookk…cloopps…clooppss….suara selangkangan kami beradu ditengah semakin banjirnya cairan vaginaku.
“Ooooohhh…aaahhhhh…aaahhh…..aaahhh….aaaa..aaaaa….aaaahhhh…terus Riz…eennaaak”, teriakku.
Aku mulai manarik-narik rambutnya, sambil sesekali kuciumi Fariz dengan brutal.
“Hmmmppph..hmmmppp…aahhhh..hmmpphh…ooohhh….ohhh yyeesss..hmmmppphhhh”.
Kakiku kini melingkari pinggang Fariz agar penisnya bisa masuk sedalam-dalamnya kedalam vaginaku. Tubuhnya menempel dengan tubuhku, kamipun bermandikan keringat. Sensasi bersetubuh dengan bocah polos yang masih perjaka ini benar-benar membuatku bernafsu. Tangan Fariz mulai memainkan kembali buah dadaku. Tidak berapa lama aku merubah posisi. Aku berjongkok di atas Fariz. Ku pegang penisnya dan kumasukkan kedalam vaginaku.
Plok..plok..plok..vaginaku berbunyi karena sangat basah.
Kugoyangkan badanku maju mundur, penis Fariz melesak penuh kedalamku. Goyangan ini makin menggesek klitorisku.
“Aaahhhhh…ooouuuhhhhh….eenaaaakkkkkk”.
Aku tahu sebentar lagi fariz akan ejakulasi yang kedua, sehingga aku marubah posisiku menjadi “doggy style”. Tubuhku bersandar pada sandaran temapt tidur. Fariz tanpa permisi langsung memasukkan penisnya dengan tidak sabar.
“Ah!” jeritku.
Fariz makin tidak sabaran. Dia terus memompa vaginaku dengan batangnya, batang yang baru sekali ini merasakan nikmatnya dunia. Dia terus menggerakkan tubuhnya maju mundur, makin lama makin cepat, sambil tangannya memegang pinggulku.
“Ah..ah..ah…teerrruuus Riz….terruuusss…..aaaaahhhh”.
“Tan, Faarriizz maau kke…..lluaarr….giimaannaa nihhhh…..aahhhh…ahhh?”.
“Ahhh…aahhh…kkee…ahh…keeluaarinn aja Riz…aahhhhh”.
Plok..plook…clooppss….cloppss….
Akupun mulai bersiap meneriam muntahan sperma fariz didalam vaginaku, akupun mulai mencapai orgasme yang sejak tadi kutahan.
“Aahhhhh…tteerrruuussss Rizzzzz…tante ju….Ah!..ga mau keeluuuarrr……aaahhhhh…terusss”.
Fariz terus mempercepat kocokan penisnya di dalam vaginaku.
“aahh…ahhh..AAAAHHHHHHHHH….!!!!”
Fariz memuntahkan seluruh spermanya didalam vaginaku. Kurasakan semprotan kuatnya di dinding vaginaku, seperti dikejutkan oleh sengatan listrik. Vaginaku langsung terasa hangat dan basah oleh cairan spermanya, tapi aku tidak menghentikan goyangannya. Tidak berapa lama….
“Oh…oh…oh…ah..ah..ah..ah..ah..AAAAHHHHHHH!!!!”, akupun berteriak karena orgasme.
Vaginaku makin basah oleh karena cairan kami berdua. Aku tidak membiarkan Fariz melepaskan penisnya dari vaginaku, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku.
“Gimana Riz, lebih enak dari yang tadi kan?”, tanyaku.
“He..he..he..iya tan, jauh lebih enak”, jawabnya sambil mengikuti goyangan pinggulku.
Bersamaan dengan mengecilnya penis Fariz, keluar jugalah cairan spermanya dari dalam vaginaku. Cairan sperma itu langsung menempel pada kami berdua. Aku langsung berbalik dan menghisap cairan sperma yang ada pada penis Fariz.
Sambil merasa kegelian Farisz berkata, “Makasih ya tan, ga rugi nganterin tante”.
“Aku juga ga rugi dianterin kamu”, jawabku singkat lalu kembali mengulum penis Fariz.
Setelah penis Fariz bersih dari sperma kamipun berbaring terlentang tanpa pakaian.

Cerita 17Tahun Kisah bersama bos ku.

Belum lama ini saya bergabung dengan sebuah perusahaan eksportir fashion ternama di kotaku. Dan anak gadis pemilik perusahaan itu, Dewi namanya, baru lulus sekolah dari Singapore, umurnya sekitar 23 tahun, cantik dan waktu masih SMA sempat berprofesi sebagai model lokal. Nah, Dewi itu ditugaskan sebagai asisten GM (yaitu saya), jadi tugasnya membantu saya sambil belajar.
Singkat cerita, Dewi semakin dekat dengan saya dan sering bercerita.
"Nico, cowok tuh maunya yang gimana sih. Ehm.., kalo di ranjang maksud gue.."
"Nic, kamu kalo lagi horny, sukanya ngapain?"
"Kamu suka terangsang enggak Nic, kalo liat cewek seksi?"
Yah seperti itulah pertanyaan Dewi kepadaku.
Terus terang percakapan-percakapan kita selang waktu kerja semakin intim dan seringkali sensual.
"Kamu pernah gituan nggak, Wi..?, tanyaku.
"Ehm.. kok mau tau?", tanyanya lagi.
"Iya", kataku.
"Yah, sering sih, namanya juga kebutuhan biologis", jawabnya sambil tersipu malu.
Kaget juga saya mendengar jawabannya seperti itu. Nih anak, kok berani terus terang begitu.
Pernah ketika waktu makan siang, ia kelepasan ngomong.
"Cewek Bali itu lebih gampang diajakin tidur daripada makan siang", katanya sambil matanya menatap nakal.
"Kamu seneng seks?", tanya saya.
"Seneng, tapi saya enggak pandai melayani laki-laki", katanya.
"Kenapa begitu?", tanya saya lagi.
"Iya, sampe sekarang pacarku enggak pernah ngajak kimpoi. Padahal aku sudah kepengen banget."
"Kepengen apa?", tanyanku.
"kimpoi", katanya sambil tertawa.
Suatu ketika ia ke kantor dengan pakaian yang dadanya rendah sekali. Saya mencoba menggodanya, "Wah Dewi kamu kok seksi sekali. Saya bisa lihat tuh bra kamu". Ia tersipu dan menjawab, "Suka enggak?". Saya tersenyum saja. Tapi sore harinya ketika ia masuk ruangan saya, bajunya sudah dikancingkan dengan menggunakan bros. Rupanya dia malu juga. Saya tersenyum, "Saya suka yang tadi."
Suatu ketika, setelah makan siang Dewi mengeluh.
"Kayaknya cowokku itu selingkuh."
"Kenapa?", tanyaku.
"Habis udah hampir sebulan enggak ketemu", katanya.
"Terus enggak.. itu?", tanyaku.
"Apa?"
"Itu.. seks", kataku.
"Yah enggak lah", katanya.
"Kamu pernah onani enggak?", tanyaku.
Dia kaget ketika saya tanya begitu, namun menjawab.
"Ehm... kamu juga suka onani?"
"Suka", jawabku.
"Kamu?", tanyaku.
"Sekali-sekali, kalo lagi horny", jawabnya jujur namun sedikit malu.
Pembicaraan itu menyebabkan saya terangsang, Dewi juga terangsang kelihatannya. Soalnya pembicaraan selanjutnya semakin transparan.
"Dewi, kamu mau gituan enggak."
"Kapan?"
"Sekarang."
Dia tidak menjawab, namun menelan ludah. Saya berpendapat ini artinya dia juga mau. Well, setelah berbulan-bulan flirting, sepertinya kita bakalan just do it nih.
Kubelokkan mobil ke arah motel yang memang dekat dengan kantorku.
"Nic, kamu beneran nih", tanyanya.
"Kamu mau enggak?"
"Saya belum pernah main sama cowok lain selain pacarku."
"Terakhir main kapan?"
"Udah sebulan."
"Trus enggak horny?"
"Ya onani.. lah", jawabnya, semakin transparan. Mukanya agak memerah, mungkin malu atau terangsang. Aku terus terang sudah terangsang. This is the point of no return. Aku sadari sih, ini bakalan complicated. But... nafsuin sih.
"Terus, kapan kamu terakhir dapet orgasme"
"Belum lama ini."
"Gimana?"
"Ya sendirilah.. udah ah, jangan nanya yang gitu."
"Berapakali seminggu kamu onani?", tanyaku mendesaknya.
"Udah ah... yah kalo horny, sesekali lah, enggak sering-sering amat. Lagian kan biasanya ada Andree (cowoknya-red)."
"Kamu enggak ngajak Andree."
"Udah."
"Dan..?"
"Dia bilangnya lagi sibuk, enggak sempet. Main sama cewek lain kali. Biasanya dia enggak pernah nolak."
Siapa sih yang akan menolak, bersenggama sama anak ini. Gila yah, si Dewi ini baru saja lulus kuliah, tapi soal seks sepertinya sudah terbiasa.
"Nic, enggak kebayang main sama orang lain."
"Coba aja main sama saya, nanti kamu tau, kamu suka selingkuh atau enggak."
"Caranya?"
"Kalo kamu enjoy dan bisa ngilangin perasaan bersalah, kamu udah OK buat main sama orang lain. Tapi kalo kamu enggak bisa ngilangin perasaan bersalah, maka udah jangan bikin lagi", kataku.
"Kamu nanti enggak bakal pikir saya cewek nakal."
"Enggaklah, seks itu normal kok. Makanya kita coba sekali ini. Rahasia kamu aman sama saya", kataku setengah membujuk.
"Tapi saya enggak pintar lho, mainnya", katanya. Berarti sudah OK buat ngeseks nih anak.

Mobilku sudah sampai di kamar motel. Aku keluar dan segera kututup pintu rolling door-nya. Kuajak dia masuk ke kamar. Tanpa ditanya, Dewi ternyata sudah terangsang dengan pembicaraan kita di mobil tadi. Dia menggandengku dan segera mengajakku rebahan di atas ranjang.
"Kamu sering main dengan cewek lain, selain pacar kamu, Nic?"
"Yah sering, kalo ketemu yang cocok."
"Ajarin saya yah!"
Tanganku mulai menyentuh dadanya yang membusung. Aku lupa ukurannya, tapi cukup besar. Tanganku terus menyentuhnya. Ia mengerang kecil, "Shh.. geli Nic." Kucium bibirnya dan ia pun membalasnya. Tangannya mulai berani memegang batang kemaluanku yang menegang di balik celanaku.
"Besar juga...", katanya. Matanya setengah terpejam. "Ayo, Nic aku horny nih." Kusingkap perlahan kaos dalamnya, sampai kusentuh buah dadanya, branya kulepas, kusentuh-sentuh putingnya di balik kaosnya. Uh.. sudah mengeras. Kusingkap ke atas kaosnya dan kuciumi puting susunya yang menegang keras sekali, kuhisap dan kugigit pelan-pelan, "Ahh.. ahh.. ahh, terus Nic.. aduh geli... ahh.. ah."
Dewi, yang masih muda ternyata vokal di atas ranjang. Terus kurangsang puting susunya, dan ia hampir setengah berteriak, "Uh.. Nic... uh." Aku sengaja, tidak mau main langsung. Kuciumi terus sampai ke perutnya yang rata, dan pusarnya kuciumi. Hampir lupa, tubuhnya wangi parfum, mungkin Kenzo atau Issey Miyake. Pada saat itu, celanaku sudah terbuka, Aku sudah telanjang, dan batang kemaluanku kupegang dan kukocok-kocok sendiri secara perlahan-lahan. Ah.. nikmat. Bibirnya mencari dan menciumi puting susuku. "Enak.. enak Dewi". Rangsangannya semakin meningkat.
"Aduuhh.. udah deh.. enggak tahan nih", ia menggelinjang dan membuka rok panjangnya sehingga tinggal celana dalamnya, merah berenda. Bibir dan lidahku semakin turun menjelajahi tubuhnya, sampai ke bagian liang kenikmatannya (bulu kemaluannya tidak terlalu lebat dan bersih). Kusentuh perlahan, ternyata basah. Kuciumi liang kenikmatannya yang basah. Kujilat dan kusentuh dengan lidahku. liang kenikmatan Dewi semakin basah dan ia mengerang-erang tidak karuan. Tangannya terangkat ke atas memegang kepalanya. Kupindahkan tangannya, dan yang kanan kuletakkan di atas buah dadanya. Biar ia menyentuh dirinya sendiri. Ia pun merespon dengan memelintir puting susunya.
Kuhentikan kegiatanku menciumi liang kenikmatannya. Aku tidur di sampingnya dan mengocok batang kemaluanku perlahan. Dia menengokku dan tersenyum, "Nic.. kamu merangsang saya."
"Enak.."
"Hmm...", matanya terpejam, tangannya masih memelintir putingnya yang merah mengeras dan tangan yang satunya dia letakkan di atas liang kenikmatannya yang basah. Ia menyentuh dirinya sendiri sambil melihatku menyentuh diriku sendiri. Kami saling bermasturbasi sambil tidur berdampingan.
"Heh.. heh.. heh.. aduh enak, enak", ceracaunya.
"Gile, Nic, gue udah kepengin nih."
"Biar gini aja", kataku.
Tiba-tiba dia berbalik dan menelungkup. Kepalanya di selangkanganku yang tidur telentang. Batang kemaluanku dihisapnya, uh enak banget. Nih cewek sih bukan pemula lagi. Hisapannya cukup baik. Tangannya yang satu masih tetap bermain di liang kenikmatannya. Sekarang tangannya itu ditindihnya dan kelihatan ia sudah memasukkan jarinya.
"Uh... uh... Nic, aku mau keluar nih, kita main enggak?"
Kuhentikan kegiatannya menghisap batang kemaluanku. Aku pun hampir klimaks dibuatnya.
"Duduk di wajahku!", kataku.
"Enggak mau ah."
"Ayo!"
Ia pun kemudian duduk dan menempatkan liang kenikmatannya tepat di wajahku. Lidah dan mulutku kembali memberikan kenikmatan baginya. Responnya mengejutnya, "Aughhh..." setengah berteriak dan kedua tangannya meremas buah dadanya. Kuhisap dan kujilati terus, semakin basah liang kenikmatannya.
Tiba-tiba Dewi berteriak, keras sekali, "Aahhh... ahhh", matanya terpejam dan pinggulnya bergerak-gerak di wajahku. "Aku.. keluar", sambil terus menggoyangkan pinggulnya dan tubuhnya seperti tersentak-sentak. Mungkin inilah orgasme wanita yang paling jelas kulihat. Dan tiba-tiba, keluar cairan membanjir dari liang kenikmatannya. Ini bisa kurasakan dengan jelas, karena mulutku masih menciumi dan menjilatinya.
"Aduh... Nic.. enak banget. Lemes deh", ia terkulai menindihku.
"Enak?", tanyaku.
"Enak banget, kamu pinter yah. Enggak pernah lho aku klimaks kayak tadi."
Aku berbalik, membuka lebar kakinya dan memasukkan batang kemaluanku ke liang kenikmatannya yang basah. Dewi tersenyum, manis dan malu-malu. Kumasukkan, dan tidak terlalu sulit karena sudah sangat basah. Kugenjot perlahan-lahan. Matanya terpejam, menikmati sisa orgasmenya.
"Kamu pernah main sama berapa lelaki, Dewi..?, tanyaku.
"Dua, sama kamu."
"Kalo onani, sejak kapan?"
"Sejak di SMA."
Pinggulnya sekarang mengikuti iramaku mengeluar-masukkan batang kemaluan di liang kenikmatannya.
"Nic, Dewi mau lagi nih." Uh cepat sekali ia terangsang. Dan setelah kurang lebih 3 menit, dia mempercepat gerakannya dan "Uhh... Nic.. Dewi keluar lagi..." Kembali dia tersentak-sentak, meski tidak sehebat tadi.
Akupun tak kuat lagi menahan rangsangan, kucabut batang kemaluanku dan kusodorkan ke mulutnya. Ia mengulumnya dan mengocoknya dengan cepat. Dan "Ahhh..." klimaksku memuncratkan air mani di wajah dan sebagian masuk mulutnya. Tanpa disangka, ia terus melumat batang kemaluanku dan menjilat air maniku. Crazy juga nih anak.
Setelah aku berbaring dan berkata, "Dewi, kamu bercinta dengan baik sekali."
"Kamu juga", mulutnya tersenyum.
Kemudian ia berkata lagi, "Kamu enggak nganggap Dewi nakal kan Nic."
Aku tersenyum dan menjawab, "Kamu enjoy enggak atau merasa bersalah sekarang."
Dia ragu sebentar, dan kemudian menjawab singkat, "Enak.."
"Nah kalau begitu kamu emang nakal", kataku menggodanya.
"Ihh... kok gitu.." Aku merangkulnya dan kita tertidur.
Setelah terbangun, kami mandi dan berpakaian. Kemudian kembali ke kantor. Sampai sekarang kami kadang-kadang masih mampir ke motel. Aku sih santai saja, yang penting rahasia kami berdua tetap terjamin.

Cerita Panas Popular